I.
PENDAHULUAN
Dalam banyak teori yang ada dalam disiplin ilmu
psikologi tidak pernah luput dari yang namanya contraversi dan semua itu adalah
sebuah dinamika yang sangat patut di tiru karna selain memiliki kelebihan pada
teori yang ada dan kontrversi tersebut melahirkan teori bari dan makin mengisi
khzanah keilmuan dalam psikologi itu sendiri pembahasan yang luas dalam ilmu
psikologi tidak akan muat jika di bicarakan dalam makalah ini namun dengan
mengambil salah satu keilmuan yang ada dari “belantara ilmu” psikologi maka
aspek kesehatan mental dan bagaimana pandangan para tokoh tentang apa yang di
namakan sehat secara mental secara keseluruhan maka kita mrngambil dua tokoh ternama
yang mengkaji kesehatan mental dengan pandangan aliran Humanistik
Beberapa psikolog pada waktu yang sama tidak menyukai
uraian aliran psikodinamika dan behaviouristik tentang kepribadian. Mereka
merasa bahwa teori-teori ini mengabaikan kualitas yang menjadikan manusia itu
berbeda dari binatang, seperti misalnya mengupayakan dengan keras untuk
menguasai diri dan merealisasi diri. Di tahun 1950-an, beberapa psikolog aliran
ini mendirikan sekolah psikologi yang disebut dengan humanisme.
Psikolog humanistik mencoba untuk melihat kehidupan
manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk
berpegang pada prespektif optimistik tentang sifat alamiah manusia. Mereka
berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk
dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal
mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup
dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap
dan perilaku mereka
Dua psikolog tersebut adalah , Abraham Maslow dan Eric
Fromm yang sangat sangat terkenal dengan teori humanistik mereka.
II.
TEORI
Dalam teori
kepribadian sehat ada beberapa macam point yang dijabarkan tentang pendekatan Maslow
terhadap kepribadian. Dimana salah satunya Maslow menyelidiki kesehatan psikologis, dimana
satu-satunya orang yang dipelajari adalah orang yang sehat.
A. Hierarki Kebutuhan Manusia
Menurut
Maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang dibawa sejak
lahir untuk mengaktualisasikan-diri. Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal
dan yang dibawa sejak lahir, yang tersusun dalam suatu tingkat, dari yang
paling kuat sampai kepada yang paling lemah. Dengan cara yang sama juga,
kebutuhan yang paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan sebelum muncul
kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya naik tingkat sampai muncul kebutuhan
kelima dan yang paling tinggi, yakni aktualisasi-diri. Berikut 5
kebutuhan-kebutuhan itu dalam tingkatan dari yang rendah ke yang tinggi :
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan
yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus, tempat berteduh, seks,
tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya. Kebutuhan fisiologis adalah
kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara
fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur,
istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri,
dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang
berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali
makanan. Bagi masyarakat sejahtera jenis-jenis kebutuhan ini umumnya telah
terpenuhi. Ketika kebutuhan dasar ini terpuaskan, dengan segera
kebutuhan-kebutuhan lain (yang lebih tinggi tingkatnya) akan muncul dan
mendominasi perilaku manusia.
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman
Mencakup
antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan
emosional. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan
kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan;
kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya.
Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang anak
membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak
menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal
itu tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang
yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta
akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak
diharapkan.
3. Kebutuhan Akan Cinta dan Keberadaan
Mencakup
kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, kasih sayang, diterima-baik, dan
persahabatan. Pada tingkat kebutuhan ini, dan belum pernah sebelumnya,
orang akan sangat merasakan tiadanya sahabat, kekasih, isteri, suami, atau
anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang
lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok
atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai dan
mempertahankannya. Orang di posisi kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa
bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah meremehkan
cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting. Sekarang ia
akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan,
tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu.
4. Kebutuhan Akan Penghargaan
Mencakup
faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta
faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian. Yang pertama (internal)
mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan,
kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang
kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan,
penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama
baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan
demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang
kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus
asa serta perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat
kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang
menghambat perwujudan diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus
nasi goreng atau sejumlah uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah
terpuaskan.
5. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri
Mencakup
hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Menurut
Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia
untuk bertumbuh, berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut Maslow
sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat
untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut
kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul
setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai.
Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori
motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini
sebagai titik tolak prioritas untuk membina manusia berkepribadian unggul.
Belakangan ini muncul gagasan tentang perlunya jembatan antara kemampuan
majanerial secara ekonomis dengan kedalaman spiritual. Manajer yang diharapkan
adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan sisi kerohanian.
B. Kepribadian sehat menurut Maslow:
Maslow
berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia
telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self actualizing
person). Dia mengemukakan teori motivasi bagi self actualizinga-needs person,
dengan nama metamotivation, meta-needs B-motivation, atau being values
(kebutuhan untuk berkembang). Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu
mengaktualisasikan dirinya dinamai D-motivation atau deficiency.
Di bawah ini ciri-ciri dari metaneeds dan metapologi :
-
Metanees :
Sikap percaya, bijak dan baik, indah (estetis), kesatuan (menyeluruh), energik
dan optimis, pasti, lengkap, adil dan altruis, berani, sederhana (simple).
-
Metapologis
: Tidak percaya, sinis dan skeptic, benci dan memuakkan, vulgar dan mati rasa,
disintegrasi, kehilangan semangat hidup, pasif dan pesimis, kacau dan tidak
dapat diprediksi, tidak lengkap dan tidak tuntas, suka marah-marah, tidak adil
dan egois, rasa tidak aman dan memerlukan bantuan, sangat komplek dan
membingungkan.
Mengenai self-actualizing
person,atau orang yang sehat mentalnya, Maslow mengemukakanciri-cirinya
sebagai berikut:
1) Mempersepsi kehidupan atau
dunianya sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman dalam menjalaninya.
2) Menerima dirinya sendiri,
orang laindan lingkungannya.
3) Bersikap spontan, sederhana,
alami, bersikap jujr, tidak dibuat-buat dan terbuka.
4) Mempunyai komitmen atau
dedikasi untuk memecahkan masalah di luar dirinya (yang dialami orang lain).
5) Bersikap mandiri atau
independen.
6) Memiliki apresiasi yang
segar terhadap lingkungan di sekitarnya.
7) Mencapai puncak pengalaman,
yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengalami kegembiraan yang luar biasa.
Pengalaman ini cenderung lebih bersifat mistik atau keagamaan.
8) Memiliki minat social,
simpati, empati dan altruis.
9) Sangat senang menjalin
hubungan interpersonal (persahabatan atau persaudaraan) dengan orang lain.
10) Bersikap demokratis
(toleran, tidak rasialis, dan terbuka)
11) Kreatif (fleksibel,
spontan, terbuka dan tidak takut salah).
Pandangan
maslow tentang hakikat manusia yaitu manusia bersifat optimistik, bebas
berkehendak, sadar dalam memilih, unik, dapat mengatasi pengalaman masa kecil,
dan baik. Menurut dia kepribadian itu dipengaruhi oleh hereditas dan
lingkungan. Dalam kaitannya dengan peran lingkungan, khususnya di sekolah dalam
mengembangkan self-actualization, Maslow mengemukakan beberapa upaya yang
sebaiknya membantu siswa menemukan identitasnya (jati dirinya) sendiri.
Diantaranya:
1) Membantu siswa untuk
mengeksplorasi pekerjaan
2) Membantu siswa untuk
memehami keterbatasan (nasib) dirinya
3) Membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman tentang nilai nilai
4) Membantu siswa agar memahami
bahwa hidup ini berharga
5) Mendorng siswa agar mencapai
pengalaman puncak dalam kehidupannya
6) Memfasilitasi siswa agar
dapat memuaskan kebutuhan dasarnya (rasa aman, rasa berharga, dan rasa diakui).
C. Ciri-Ciri Kepribadian yang Sehat
1.
Menerima realitas secara tepat
Orang-orang
yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya
secara objektif, teliti terhadap arang lain, mampu menemukan denagn cepat
penipuan dan ketidakjujuran. Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan
persepsi mereka sendiri serta tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat
sebelah atau prasangka-prasangka.
Kepribadian-kepribadian yang tidak sehat mengamati
dunia menurut ukuran-ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk
mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan
nilai-nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan kenyataan, maka semakin
baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuyk mencapai kesimpulan-kesimpulan
yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi efisien secara intelektual.
2.
Menerima diri dan orang lain apa adanya
Orang-orang
yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan dan
kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka
tidak terlampau banayk memikirkannya. Meskipun individu-individu yang sangat
sehat ini memiliki kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak
merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut.Karena orang-orang
sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau
memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan
ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.Sebaliknya, orang-orang neurotis
dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan
waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
3.
Bertindak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian
diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura.
Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social.Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social.Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
4.
Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang
yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwq
pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu
yang ingin mereka lakukan; tentu, sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak
semata-mata suatu pekerjaan untuk mendapat penghasilan.Mereka tidak melakukan
pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi karena
pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan
kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat
potensi mereka yang paling, dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang
diri mereka siapa dan apa.
5.
Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
Orang-orang
yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan
dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan
mereka dan dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah.
Tingkah laku dan perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah kepada dir
mereka sendiri.Sebaliknya, orang-orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung
pada orang-orang lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan
untuk diri mereka.
6.Memiliki
ruang untuk diri pribadi
Pengaktualisasian
diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan fisik.
Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi
mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau
kerugian. Kemalangan-kemalangan yang dapat mengahncurkan orang-orang yang sehat
mungkin hamper tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu
ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat oleh orang-orang yang kurang sehat
sebagai malapetaka.
7.
Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Menghargai
pengalaman-pemgalaman tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang,
dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum.
Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk
bekerja. Sebagai akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa
berterima kasih terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
8.
Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak
Dimana
orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan,
perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti
pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam.Maslow menunjukan bahwa tidak
semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada pengalaman- pengalaman
yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan ini kadang- kadang dapat
terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki
pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang- orang biasa, dan
mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9.
Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian
diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap
semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah
anggota dari satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan
dengan setiap anggota lain dalam keluarga.Orang- orang yang sehat mengetahui
bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan lebih baik daripada orang-orang
lain dan bahwa mereka melihat dan memahamii hal- hal itu dengan lebih
jelas.mereka mungkin kerapkali merasa tertekan atau marah karena tingkah laku
orang- orang lain yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami
dan memaafkannya.
10.
Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman
Mampu
mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang- orang lain daripada orang-
orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih
besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna
dengan individu-individu lain.
Meskipun orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak- anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau sombong.Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
Meskipun orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak- anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau sombong.Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11.
Mengarah pada nilai-nilai demokratis
Orang
yang sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social,
tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka
sangat siap mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat
mengajarkan sesuatu kepada mereka.
12.
Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh
Dapat
membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau
cita- cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga
sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah. Orang yang kurang
sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam hal- hal etis, terombang-
ambing, atu berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya.
13.Memiliki
rasa humor yang tinggi
Orang-orang
yang kurang sehat menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan
seseorang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa
rendah diri dari orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap
penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul.
Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang
menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus.
Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang
dituju dan juga menyimpulkan tertawa.
14. Menemukan
hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif
Kreatifitas
merupakan suatu sifat yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi-
pengaktualisaasi diri mereka adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun
tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas
lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih
mengenai cara bagaimana kita mengamati dan beraksi terhadap dunia dan bukan
mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni.
15.Memiliki
integritas tinggi yang total
Pengaktualisasi
– pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan
dengan baik pengaruh- pengaruh social, untuk berpikir atau bertindak menurut
cara- cara tertentu. Akan tetapi mereka tidak terus terang menenrang
kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya
seperti suatu pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang
sangat sehat.
III.
CONTOH KASUS
Muhammad Rangga Atmaja asalah siswa
kelas 4 sd yang memperoleh gelar Honor of Invention dari world Invention Intellectual Property Association (WIIPA) dalam
ajang international Young Inventor
Exhibition (IYIE) yang diselenggarakan Far
East University (FEU) di Tainan, Taiwan pada tanggal 21-23 Januari 2014
lalu.
Rangga biasanya ia disapa,
memperoleh pengharggan ini berkat karyanya yang berjudul Hand Replacement for People with Special Needs. Dalam kompetisi
untuk inovator dari tingkat sekolah dasar sampai universitas ini Rangga
memperoleh gelar yang termasuk salah satu gelar tertinggi dalam kompetisi ini.
Selain mendapatkan salah satu
penghargaan tertinggi Rangga juga mendapatkan bronze medal dalam karya yang sama, selain itu inovasinya itu juga
menjadikannya sebagai inovator termuda yang mampu menyisihkan para pesaing dari
negara lainnya. Selain karyanya yang berjudul Hand Replacement for People with Special Needs Rangga juga pernah
menciptakan inovasi lain yang diberinya nama Flash Bell (Flash Light and Bell) yang mana inovasi ini juga
mendapatkan special awward di International
Invention, Innovation & Technology
Exhibition (ITEX). Selain itu pada Juli 2013, inovasinya ini juga
mendapatkan medali perak dalam kompetisi 5th
Life Innovation Student Contest for Green Growth in Korea, hal ini juga
melengkapi torehan special awward yang didapatkan dari Korea University Invention Association.
Selayaknya anak yang seumuran
dengannya ia juga suka bermain dan belajar salah satu pelajaran yang ia sukai
adalah ipa dan matematika. Seperti anak-anak pada umumnya yang menyukai film
kartun, sama halnya dengan Rangga itu terbukti dari karyanya yang berjudul Hand Replacement for People with Special
Needs itu yang terinspirasi dari film kartun Inspector Gadget, Rangga terinspirasi dari film ini karna dari
ujung tangannya dapat mengeluarkan benda-benda yang dibutuhkan, kemudian ia
berfikir bagaimana caranya agar alat ini dapat digunakan untuk orang yang
berkebutuhan khusus. Akhirnya dengan dibantu oleh tim dari AYISI (Association of Young Innovator and Science
Indonesia) Rangga pun bisa mewujudkan karya ciptaannya ini dan sekaligus
bisa mendapatkan berbagai penghargaan dalam kompetisi bertaraf International.
IV.
ANALISIS
KASUS
Menurut Abraham Maslow orang yang
memiliki kepribadian sehat adalah orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya
dengan baik dan imbang, mereka juga dapat membutuhkan kebutuhan-kebutuhan yang
lebih tinggi yaitu memenuhi potensi-potensi yang mereka miliki serta mengetahui
dan memahami dunia sekitar mereka. Selain itu kepribadian yang sehat menurut
maslow adalah individu yang berhasil mengembangkan cintanya, bukan lagi
diarahkan ke dalam diri sendiri, tetapi bisa diperluas pada orang-orang lain.
Individu yang sehat melihat pertumbuhan dan perkembangan orang lain menjadi
sama pentingnya pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri.
Jadi , dari teori diatas dapat
dilihat bahwa Rangga adalah orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya, karna
ia mampu melihat potensi apa yang ada dalam dirinya dan berusaha
mengembangkannya. Hal ini tidak semata-mata hanya untuk dirinya saja namun hal
ini juga ia lakukan demi orang-orang disekitarnya yang memiliki kebutuhan
khusus dan melalui karyanya ini ia dapat membantu orang lain yang lebih
membutuhkan.
Selain telah mampu
mengaktualisasikan dirinya Rangga juga sudah dapat memenuhi hierarki kebutuhan
dari Abraham Malow yaitu kebutuhan fisiologi, kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan akan rasa cinta dan kasih sayang dimana dengan hasil ciptaannya ini
ia bisa mendapatkan cinta dan kasih dari semua orang yang telah ia bantu,
kebutuhan akan penghargaan kebutuhan ini juga dapat dibuktikan dengan banyaknya
penghargaan yang telah ia terima dari ajang international, dan yang terakhir
tentu saja mampu mengaktualisasikan diri.
Jadi, menurut kepribadian sehat yang
dikemukakan oleh Abraham Maslow dapat dilihat bahwa Rangga termasuk kedalam
orang yang memiliki kepribadian sehat, karna ia dapat melihat potensi yang ada
pada dirinya dan ia mampu mengaktualisasikan dirinya sendiri sekaligus membantu
orang-orang disekitarnya dan juga dapat
memperoleh penghargaan dari hasil karyanya tersebut. Dan ia juga masuk
kedalam orang yang membutuhkan penghargaan sebagai salah satu pembuktian
terhadap dirinya sendiri. Dimana prestasinya tersebut dapat membuktikan bahwa
ia memiliki pengaktualisasian diri yang tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar