PENGERTIAN
ILMU ALAMIAH DASAR
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah
pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan.
Istilah llmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti
istilah Basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris "The
Humanities". Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dan bahasa
latin humanus yang bisa diartikan manusia, berbudaya dan halus. Dengan
mempelajari the htimanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan
bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai yaitu nilai-nilai manusia sebagai
homo humanus atau manusia berbudaya. Agar supaya manusia bisa menjadi humanus,
mereka hams mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan
tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan
budaya, lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan.
Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan
dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural science )
Ilmu ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang
terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah.
Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai
keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu
kualitas. Hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu
dibuat prediksi . Hasil penelitiannya 100 % benar dan 100 % salah. Yang
termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia,
biologi, kedokteran, mekanika.
2. Ilmu-ilmu Sosial ( social science )
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang
terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode
ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hash penelitiannya tidak
mungkin 100 % benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan
dalam hubungan antar manusia itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang
termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi,
politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.
3. Pengetahuan budaya ( the humanities)
Pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain Ilmu Budaya dasar
menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan
budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar
dalam bahasa Inggris disebut dengan Basic Humanities. Pengetahuan budaya dalam
bahasa inggris disebut dengan istilah the humanities. pengetahuan budaya
mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk betbudaya ( homo humanus ),
sedangkan Ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
Tujuan Ilmu Alamiah Dasar
Tujuan Ilmu Alamiah Dasar terbagi dua,yaitu :
a) Tujuan
Instruksional Umum
Tujuannya adalah dimana dapat memahami perkembangan penalaran manusia
terhadap gejala-gejala Alam sampai terwujudnya metode ilmiah yang secara khusus
dari ilmu pengetahuan Alam.
b) Tujuan
Instruksional Khusus
1. Dapat menjelaskan perkembangan naluri kehidupan manusia.
2. Dapat menjelaskan perkembangan alam pikir manusia dalam memenuhi kebutuhan
terhadap "Rahasia
ingin tahu" nya.
3. Dapat
memberi alasan yang diterima mitos dalam kehidupan masyarakat.
Ruang lingkup
dari IBD adalah:
1) Berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan
budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya, baik dari
segi keahlian (disiplin) masing-masing maupun antar bidang disiplin.
2) Hakekat
manusia yang universal (satu) tetapi beraneka ragam perwujudannya dalam
kebudayaan masing-masing zaman dan tempat dalam melihat dan menanggapi
lingkungan alam, sosial, dan budaya dengan adanya kesamaan dan perbedaan
yang diekspresikan dalam bentuk dan corak ungkapan pikiran, perasaan, dan
tingkah laku serta hasil kelakuannya.
3) Konsep-konsep
dasar tentang Ilmu Pengetahuan Alam. Konsep-konsep dasar tentang IPA meliputi:
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan
mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal
itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pemyataan-pemyataan
yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan
pemyatan-pemyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan., Metode ini
tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari
metode ilmiah.
Pengetahuan budaya ( The Humanities ) dibatasi sebagai pengetahuan yang
mencakup kcahlian (disiplin) scni dan filsafat. Keahlian inipun dapat
dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kcahlian lain, seperti seni tari,
seni rupa, seni musik, dll. Sedang Ilmu Budaya Dasat ( Basic Humanities )
adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
i)
Fisika
Suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari benda tak hidup atau mati dari aspek wujud dengan
perubahan–perubahan yang bersifat sementara. Fisika secara klasik dibagi dalam
mekanika, panas, bumi, cahaya, gelombang, listrik, magnet dan teknik mekanika,
teknik sipil, teknik listrik, dan termasuk dalam lingkup besar ilmu bumi dan
antariksa.
ii)
Kimia
Suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari makhluk hidup dan tidak hidup dari aspek susunan materi dan
perubahan–perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar dibagi
menjadi kimia anorganik dan kimia organic. Kedua bagian itu pada dasarnya
membahas dasar keseluruhan, kemudian diikuti analisis kualitatif dan
kuantitatif.
iii)
Biologi
Ilmu
pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan gejala–gejalanya. Biologi dibagi
atas cabang–cabang antara lain :
(1) Botani
Adalah suatu cabang biologi yang mempelajari seluk beluk tentang tumbuhan.
Botani merupakan satu diantara bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan
diri dalam mempelajari seluruh aspek biologi tumbuhan-tumbuhan. Dengan
demikian, dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi untuk mempelajari
pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, perkembangan, interaksi dangan komponen
biotok dan abiotik, serta evolusi tumbuhan. Orang yang menekuni bidang botani
disebut botanis.
(2) Zoologi
Adalah
cabang biologi yang mempelajari struktur, fungsi, perilaku, serta evolusi
hewan. Ilmu ini antara lain meliputi anatomi perbandingan, psikologi hewan,
biologi molecular.
(3) Morfologi
adalah suatu
studi tentang struktur luar atau bentuk luar makhluk hidup. Morfologi dipakai
oleh berbagai cabang ilmu. Secara harfiah, morfologi berarti 'pengetahuan
tentang bentuk (morphos). Berikut beberapa ilmu yang menggunakan nama
morfologi:
(b). Morfologi (biologi), ilmu
tentang bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup bagian-bagiannya.
(4) Anatomi
adalah suatu studi tentang struktur
– dalam atau bentuk – dalam makhluk hidup. Anatomi (berasal dari bahasa Yunani ἀνατομία anatomia, dari ἀνατέμνειν anatemnein, yang
berarti memotong) adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup. Terdapat juga anatomi hewan atau zootomi dan anatomi
tumbuhan atau fitotomi. Beberapa
cabang ilmu anatomi adalah anatomi perbandingan, histologi, dan anatomi manusia.
(5) Fisiologi
adalah suatu studi tentang fungsi
bagian tubuh atau organ makhluk hidup. Fisiologi adalah turunan biologi yang
mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi. Istilah
ini dibentuk dari kata Yunani Kuna φύσις, physis, "asal-usul" atau "hakikat", dan
λογία, logia, "kajian". Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah
untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme
secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung
kehidupan.
(6) Sitologi (
Biologi Sel )
Adalah suatu
studi tentang sel secara mendalam meliputi struktur molekuler dan lain–lain.
Biologi sel (juga disebut sitologi, dari bahasa Yunani kytos, "wadah") adalah ilmu yang
mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi
sel mencakup sifat-sifat fisiologis sel seperti struktur dan organel yang terdapat di dalam sel, lingkungan dan antaraksi
sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi
sel (fisiologi), hingga kematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik maupun skala molekular, dan sel biologi meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme
multisel seperti manusia.
PERKEMBANGAN
PIKIRAN MANUSIA
A. Sifat Unik
Manusia
Dibandingkan
dengan makhluk lain, jasmani manusia adalah lemah, sedangkan rohani, akal budi,
dan kemauannya sangat kuat. Manusia tidak mempunyai tanduk, taji, ataupun
sengat, maka untuk membela diri terhadap serangan dari makhluk lain dan untuk
melindungi diri terhadap pengaruh lingkungan yang merugikan, manusia harus memanfaatkan
akal budinya yang cemerlang. Kemauannya yang keras menyebabkan manusia dapat
mengendalikan jasmaninya.
Hal ini
dapat menimbulkan efek yang negatif misalnya, manusia dapat mogok makan, dapat
minum-minuman keras sampai mabuk, dan bahkan dapat bunuh diri. Kalau
tubuh mendapat pengaruh yang negatif dari lingkungan, maka timbul reaksi yang
mendorong tubuh supaya melepaskan diri dari lingkungan yang merugikan itu.
Tetapi kemauan keras dapat memaksa tubuh supaya tetap menerima pengaruh yang
negatif itu. Jadi, sifat unik manusia itu adalah akal budi dan kemauannya
menaklukkan jasmaninya.
B. Rasa Ingin
Tahu
Dengan
pertolongan akal budinya, manusia menemukan berbagai cara untuk melindungi diri
terhadap pengaruh lingkungan yang merugikan. Tetapi adanya akal budi itu juga
menimbulkan rasa ingin tahu yang selalu berkembang. Dengan kata lain, rasa
ingin tahu itu tidak pernah dapat dipuaskan. Akal budi manusia tidak pernah
puas dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Rasa ingin tahu mendorong
manusia untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban
atas berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya.
PENGERTIAN MITOS, LEGENDA,
& CERITA RAKYAT
1.
MITOS
Mitos adalah sebuah imajinasi
dari manusia yang berusaha untuk menerangkan gejala alam yang ada pada saat itu
yang dikaitkan dengan kepercayaan akan adanya kekuatan ghaib. Namun, disebabkan
oleh keterbatasan manusia dalam menjelaskan hal tersebut sehingga cenderung
diidentikkan dengan seorang dewa/dewi, tokoh misteri serta sesuatu yang berbau
mistis. Sehingga pengetahuan yang diperoleh bersifat subyektif.
Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar
pengamatan ataupun pengalaman. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri
jawaban atas keingintahuannya itu.
Sebagai contoh: “Apakah pelangi itu?”, karena tak dapat dijawab, manusia
mereka-reka jawaban bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi muncul
pengetahuan baru yaitu bidadari. Contoh lain: “Mengapa gunung meletus?”, karena
tak tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban: “Yang berkuasa
dari gunung itu sedang marah”. Dengan menggunakan jalan pemikiran yang sama
muncullah anggapan adanya “Yang kuasa” di dalam hutan lebat, sungai yang besar,
pohon yang besar, matahari, bulan, atau adanya raksasa yang menelan bulan pada
saat gerhana bulan. Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah
yang kita sebut dengan mitos. Cerita yang berdasarkan atas mitos disebut
legenda.
Mitos itu timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indera
manusia misalnya:
1.
Alat
Penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas
oleh mata. Mata tidak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda
yang dilihat terlalu jauh, maka tak mampu melihatnya.
2.
Alat
Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30
sampai 30.000 perdetik. Getaran di bawah 30 atau di atas 30.000 perdetik tak
terdengar.
3.
Alat Pencium
dan Pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun diciumnya .
manusia hanya bisa membedakan 4 jenis masa yaitu rasa manis,masam ,asin dan
pahit. Bau seperti parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung
kita bila konsentrasi di udara lebih dari sepersepuluh juta bagian. Melalui
bau, manusia dapat membedakan satu benda dengan benda yang lain namun tidak
semua orang bisa melakukannya.
4.
Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun
sangat relative sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang tepat.
Alat-alat indera tersebut di atas sangat
berbeda-beda, di antara manusia: ada yang sangat tajam penglihatannya,
ada yang tidak. Demikian juga ada yang tajam penciumannya ada yang lemah.
Akibat dari keterbatasan alat indera kita maka mungkin timbul salah informasi,
salah tafsir dan salah pemikiran. Untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan
alat indera tersebut dapat juga orang dilatih untuk itu, namun tetap sangat
terbatas. Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat. Meskipun alat yang
diciptakan ini masih mengalami kesalahan. Pengulangan pengamatan dengan
berbagai cara dapat mengurangi kesalahan pengamatan tersebut. Jadi, mitos itu
dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena:
a. Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan
penginderaan baik
langsung maupun dengan
alat.
b. Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu.
c. Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Menurut Auguste comte (1798-1857),dalam sejarah perkembangan jiwa manusia,
baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung tiga tahap:
1. Tahap teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif manusia berusaha
untuk mencaari atau menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang terakhir dari
segala sesuatu,dan selalu dihubungkan dengan kekuatan ghaib. Gejala alam yang
menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan sumber yang
mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa dikuasi dan diatur
oleh para dewa atau kekuatan ghaib lainnya.
2. Tahap filsafat atau metafisik
atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap
dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia
tidak lagi menyadarkan kepada kepercayan akan adanya kekuatan ghaib , melainkan
kepada akalnya sendiri,akal yang telah mampu melakukan abstraktasi guna
menemukan hakikat segala sesuatu.
3. Tahap positif atau ilmiah riel
Tahap positif atau riel merupakan tahap dimana manusia
telah mampu berfikir secara positif atau riel,atas dasar pengetahuan yang telah
dicapainya yang dikembangkan secara positif , melalui pengamatan , percobaan
dan perbandingan.
Legenda adalah sebuah cerita
yang dirangkai secara turun temurun dan dipercayai oleh masyarakat karena
terbukti secara logis dalam pendeskripsian ceritanya, cenderung mengemukakan
kehadiran seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah.
Contohnya:
· Tangkuban perahu yang berlokasi di kota Bandung,
sebagai hasil perwujudan kemarahan sangkuriang yang telah gagal dalam
mewujudkan pinta calon pinangannya yang merupakan ibu kandungnya sendiri.
· Sangkuriang
· La Madukelleng
· William Tell
· Lutung Kasarung
Cerita Rakyat
merupakan suatu peristiwa yang dikisahkan untuk menjelaskan akan terjadinya
sesuatu yang ada dimuka bumi ini. salah satu contoh kisah rakyat yakni
tangkuban perahu sebagai perwujudan kemarahan sangkuriang yang telah gagal
dalam mewujudkan calon pinangannya yang merupakan ibu kandungnya sendiri. Kisah
bawang merah dan bawang putih yang telah kita kenal sejak dahulu dapat menjadi
salah satu contoh dalam hal ini.
Contohnya :
· Malin Kundang
· Si Pitung
· Timun Mas
2.
PENALARAN
Penalaran Deduktif
(rasionalisme)
Dengan
bertambah majunya alam pikiran manusia dan makin berkembangnya cara-cara
penyelidikan, manusia dapat menjawab banyak pertanyaan tanpa mengarang mitos.
Menurut A.
Comte, dalam perkembangan manusia sesudah tahap mitos, manusia berkembang dalam
tahap filsafat. Pada tahap filsafat, rasio sudah terbentuk, tetapi belum
ditemukan metode berpikir secara obyektif. Rasio sudah mulai dioperasikan,
tetapi kurang obyektif. Berbeda dengan pada tahap teologi, pada tahap filsafat
ini manusia mencoba mempergunakan rasionya untuk memahami obyek secara dangkal,
tetapi obyek belum dimasuki secara metodologis yang definitif.
Perkembangan
alam pikiran manusia merupakan suatu proses, maka manusia tidak puas
dengan pemikiran ini, sehingga berkembang ke dalam tahap positif atau tahap
ilmu. Dalam tahap positif atau tahap ilmu ini, rasio sudah dioperasikan secara
obyektif. Manusia menghadapi obyek dengan rasio.
Dalam
menghadapi peristiwa-peristiwa alam, misalnya gunung api meletus yang
menimbulkan banyak korban dan kerusakan, manusia tidak lagi mengadakan
selamatan dengan tari-tarian dan nyanyian, tetapi akan mengamati peristiwa itu,
mempelajari mengapa gunung api itu dapat meletus, kemudian berusaha mencari
penyelesaian dengan tindakan-tindakan yang sesuai dengan hasil pengamatannya.
Misalnya, dengan mencegah terjadinya letusan yang hebat. Untuk mengurangi
banyaknya korban, penduduk di sekeliling gunung api tersebut dipindahkan ke daerah
lain. Inilah bukti bahwa manusia lama-kelamaan tidak puas dengan mitos sebagai
pemikiran yang irasional, kemudian mencari jawaban yang rasional.
Pemecahan
secara rasional berarti mengandalkan rasio dalam usaha memperoleh pengetahuan
yang benar. Kaum rasionalis mengembangkan paham yang disebut rasionalisme.
Dalam menyusun pengetahuan, kaum rasionalis menggunakan penalaran deduktif.
Penalaran deduktif adalah cara berpikir yang bertolak dari pernyataan yang
bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan
kesimpulan secara deduktif ini menggunakan pola berpikir yang disebut
silogisme. Silogisme itu terdiri atas dua buah pernyataan dan sebuah
kesimpulan. Kedua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis
minor. Kesimpulan atau konklusi diperoleh dengan penalaran deduktif dari kedua
premis tersebut.
Dengan
demikian, jelas bahwa penalaran deduktif ini pertama-tama harus mulai dengan
pernyataan yang sudah pasti kebenarannya. Aksioma dasar ini yang dipakai untuk
membangun sistem pemikirannya, diturunkan atau berasal dari idea yang menurut
anggapannya jelas, tegas, dan pasti dalam pikiran manusia. Dengan penalaran
deduktif ini dapat diperoleh bermacam-macam pengetahuan mengenai sesuatu obyek
tertentu tanpa ada kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak. Di samping
itu juga terdapat kesulitan untuk menerapkan konsep rasional kepada kehidupan
praktis.
Penalaran
Induktif (empirisme)
Pengetahuan
yang diperoleh berdasarkan penalaran deduktif ternyata mempunyai kelemahan,
maka muncullah pandangan lain yang berdasarkan pengalaman konkret. Mereka yang
mengembangkan pengetahuan berdasarkan pengalaman konkret disebut penganut
empirisme. Paham empirisme menganggap bahwa pengetahuan yang benar
ialah pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman konkret.
Penganut
empirisme menyusun pengetahuan dengan menggunakan penalaran induktif. Penalaran
induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan,
atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya, pada pengamatan atas logam
besi, tembaga, aluminium, dan sebagainya, jika dipanasi ternyata menunjukkan
bertambah panjang.
Dari uraian
di atas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang diperoleh hanya dengan
penalaran deduktif tidak dapat diandalkan karena bersifat abstrak dan lepas
dari pengalaman. Demikian pula dengan pengetahuan yang diperoleh hanya dari
penalaran induktif juga tidak dapat diandalkan karena kelemahan pancaindera.
Karena itu himpunan pengetahuan yang diperoleh belum dapat disebut ilmu
pengetahuan.
3.
CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
Menurut Charles Price ada 4
macam cara untuk memperoleh pengetahuan yaitu:
i)
Percaya
Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya
pada hal tersebut adalah benar.
ii)
Wibawa
Sesuatu akan dianggap benar,apa bila seseorang yg berwibawa
menyatakan benar
iii)
Apriori
Merupakan suatu keyakinan/pendirian/anggapan sebelum
mengetahuai
(melihat,mendengar,menyelidiki) keadaan tertentu.
iv)
Metode Ilmiah
Seseuatu dianggap ilmiah apa bila memiliki patokan yg
merupakan rambu2 untuk menentukan benar atau salah. Ilmu
pengetahuan dianggap Alamiah apabila memenuhi 4 syarat yaitu:
(1) Objektif (Pengetahuan
itu sesuai dengan Objek)
(2) Metodik (Pengetahuan
itu diperoleh dengan cara2 tertentu dan terkontrol)
(3) Sistematis (Pengetahuan
ilmiah itu tersusun dalam suatu
system, tidak berdiri sendiri satu sama lain saling berkaitan ,saling
menjelaskan,sehingga keseluruhan menjadi kesatuan yg utuh.)
(4) Berlaku Umum/ Universal (Pengetahuan
tidak hanya diamati hanya oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja ,tapi
semua org dengan eksperimentasi yg sama akan menghasilkan sesuatu yg sama atau
konsisten.)
Ada 2 pokok
untuk memperoleh pengetahuan yaitu:
A. Rasionalisme
Secara etimologis Rasionalisme berasal dari kata bahasa Inggrisrationalism.
Kata ini berakar dari kata bahasa Latin ratio yang berarti
“akal”. A.R. Lacey7 menambahkan bahwa berdasarkan akar katanya Rasionalisme
adalah sebuah pandangan yang berpegangan bahwa akal merupakan sumber bagi
pengetahuan dan pembenaran. Sementara itu, secara terminologis aliran ini
dipandang sebagai aliran yang berpegang pada prinsip bahwa akal harus diberi
peranan utama dalam penjelasan. Ia menekankan akal budi (rasio) sebagai sumber
utama pengetahuan, mendahului atau unggul atas, dan bebas (terlepas) dari
pengamatan inderawi.
B. Empirisa
Yaitu
pengetahuan yg disusun berdasarkan pada pengalaman, paham yg dikembangkan
disebut Empiris. Bagi kaum rasionalis berpendapat pengetahuan manusia diperoleh
melalui penalaran rasional yg abstrak,namun diperoleh melalui pengalaman yg kongkrit.
Beberapa
alasan mengapa manusia mudah menerima mitos
Begitu besarnya pengaruh
mitos, legenda dan cerita rakyat, bahkan hingga sampai saat ini banyak dari
kita yang masih mempercayai salah satu atau beberapa hal tersebut. Beberapa
faktor yang menyebabkan mitos dan beberapa hal berikutnya dapat timbul ialah :
1. Keterbatasan pengetahuan manusia, pada
umunya manusia memperoleh informasi dari cerita orang yang mengetahui akan
suatu hal. Kemudian hal ini bepindah telinga kepada manusia yang lain. Yang
menjadi masalah adalah kebenaran tentang informasi atau pengetahuan yang muncul
dan telah menyebar tersebut.
2. Keterbatasan manusia dalam menalarkan sesuatu, ini
dikarenakan kemampuan berpikir manusia pada saat itu masih latih. Sehingga
pemikiran yang dihasilkan dapat benar dan dapat pula salah.
3. Keingintahuan manusia yang telah terpenuhi untuk sementara, mengandung
pengertian bahwa ketika manusia telah mampu menalarkan sedikit hal yang ada
dalam pikirannya maka disitulah letak kepuasan manusia yang diterimanya secara
intuisi.
4. Keterbatasan alat indera manusia, selain
beberapa hal diatas keterbatasan manusia terhadap bagaimana Ia menggunakan alat
inderanya masih terbatas sehingga jangkauan yang sangat detail dalam suatu
penciptaan hal yang baru masih bisa diragukan.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar