TERAPI KELUARGA
1. Pengertian Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah pendekatan terapeutik yang melihat
masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan
pada proses interpersonal. Tetapi keluarga merupakan intervensi
spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan teraksi keluarga
secara sehat. Terapi keluarga merupakan salah satu bentuk psikoterapi
kelompok yang berdasarkan pada kenyataan bahwa manusia adalah mahluk sosial dan
bukan suatu mahluk yang terisolir. Terapi keluarga adalah suatu
tindakan berupa modifikasi keadaan sekarang bukan sekedar eksplorasi dan
interaksi masa lampau. Adapun sasarannya adalah sistem keluarga. Tetapi
bergabung dengan sistem tersebut dan menggunakan dirinya untuk mengubah sistem
tadi dengan mengubah posisi anggota keluarga, terapi mengubah pengalaman dan
subyektif. Perubahan di dalam struktur akan memberi paling sedikit satu
kemungkinan untuk berubah berikutnya.
Sistem keluarga diorganisir sekitar dukungan, aturan, asuhan
dan sosialisasi anggota keluarga tadi. Dalam hal ini terapist bergabung
dengan keluarga bukan untuk mendidik dan membuatnya sosial tetapi memperbaiki
dan memodifikasi fungsi keluarga itu sendiri sehingga dapat menjalankan fungsi
dengan baik. Sistem keluarga mempunyai sifat – sifat pertahanan diri
karena itu sekali perubahan terjadi keluarga ini akan mempertahankan dan
mengubah umpan balik atau memberi nilai pengalaman pada anggota keluarganya.
2. Tujuan Terapi Keluarga
- Menurunkan konflik kecemasan keluarga.
- Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing anggota keluarga.
- Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.
- Mengembangkan hubungan peran yang sesuai.
- Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar anggota keluarga.
- Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota keluarga.
3. Manfaat Terapi Keluarga
- Klien :
1. Mempercepat
proses penyembuhan.
2. Memperbaiki
hubungan interpersonal.
3. Menurunkan
angka kekambuhan
- Keluarga :
1. Memperbaiki
fungsi & struktur keluarga.
2. Keluarga
mampu meningkatkan pengertian terhadap klien sehingga lebih dapat menerima,
toleran & menghargai klien sebagai manusia.
3. Keluarga dpt
meningkatkan kemampuan dlm membantu klien dlm proses rehabilitasi
4. Teknik
Terapi Keluarga
Terapi
keluarga dilakukan dengan menggunakan tehnik berikut :
- Terapi Keluarga Berstruktur.
Terapi keluarnya berstruktur adalah
suatu kerangka teori tehnik pendekatan individu dalam konteks sosialnya. Tujuan adalah mengubah organisasi
keluarga. Terapi keluarga berstruktur memepergunakan proses balik
antara lingkungan dan orang yang terlibat perubahan – perubahan yang
ditimbulkan oleh seseorang terhadap sekitarnya dan cara – cara dimana umpan
balik terhadap perubahan perubahan tadi mempengaruhi tindakan selanjutnya.
Terapi keluarga mempergunakan tehnik – tehnik dan mengubah konteks orang –
orang terdekat sedemikian rupa sehingga posisi mereka berubah dengan mengubah
hubungan antara seseorang dengan konteks yang akrab tempat dia berfungsi, kita
mengubah pengalaman subyektifnya.
- Terapi Individu / Perorangan
Melihat individu sebagai suatu
tempat yang patologis dan mengumpulkan data yang di peroleh dari atau tentang individu tadi. Pada terapi perorangan dilakukan
pengungkapan pikiran dan perasaan tentang kehidupannya sekarang, dan orang –
orang didalamnya. Riwayatnya perkembangan konfliknya dengan orang tua dan saudara
– saudaranya. Bila akan dirujuk ke dalam terapi keluarga maka terapist
akan mengekporasi interaksi individu dalam konteks hidup yang berarti. Dalam wawancara keluarga terapist
mengamati hubungan individu dengan anggota keluarga lainnya dukungan yang
diberikan oleh anggota keluarga.
5. Model Terapi Keluarga
- Experiental / Humanistic
Tujuan dari terapi ini adalah insight, kematangan
psikoseksual, penguatan fungsi ego, pengurangan gejala patologis, dan memuaskan
lebih banyak relasi obyek. Kerangka umumnya adalah kejadian saat ini yaitu data
terkini dan dari pengalaman yang diobservasi secara langsung. Aturan dari
proses ketidaksadaran adalah pilihan bebas dan kesadaran akan kemampuan diri
lebih penting dari pada motivasi yang tidak disadari. Fungsi utama dari terapis
adalah sebagai fasilitator aktif pada potensi-potensi untuk pertumbuhan dan
menyediakan keluarga pada pengalaman baru. Jenis-jenis terapi yang digunakan
dalam pendekatan experimental / humanistic adalah sebagai berikut:
1.
Terapi pengalaman (Experiental or symbolic family therapy).
Menggunakan pendekatan non-teoritis dalam terapi tetapi lebih menekankan pada
proses, yaitu sesuatu yang terjadi selama tahapan terapi keluarga dan bagaimana
setiap orang mengalami perasaan-perasaan dan perubahan pada perilakunya.
2. Gestalt family therapy. Menekankan
pada pengorganisasian diri secara menyeluruh. Fokus utamanya adalah membantu
individu melalui transisinya dari keadaan yang selalu dibantu oleh lingkungan
ke keadaan mandiri (self support).
3. Humanistik. Terapis berperan dalam
memperkaya pengalaman keluarga dan memperbesar kemungkinan setiap anggota
keluarga untuk menyadari keunikan dan potensi mereka yang luar biasa.
4. Pendekatan proses / komunikasi.
Terapis dan keluarga bekerjasama untuk menstimulasi proses healting-promoting.
Pendekatan yang digunakan adalah mengklarifikasi adanya ketidaksesuaian dalam
proses komunikasi diantara anggota keluarga.
- Bowenian
Tujuan terapi adalah memaksimalkan diferensiasi diri pada
masing-masing anggota keluarga. Kerangka umumnya dari Bowen adalah mengutamakan
masa kini dan tetap memperhatikan latar belakang keluarga. Aturan dari
ketidaksadaran adalah konsep terkini yang menyatakan konflik yang tidak disadari
meskipun saat ini tampak pada masa interaktif. Fungsi utama dari terapis adalah
langsung tapi tidak konfrontasi dan dilihat melalui penyatuan keluarga. Bowen
mencoba menjembatani antara pendekatan yang berorientasi pada psikodinamika
yang menekankan pada perkembangan diri, isu-isu antar generasi dan peran-peran
masa lalu dengan pendekatan yang membatasi perhatian pada unit keluarga dan
pengaruhnya dimasa kini.
Bowen menggunakan 8 konsep dalam sistem hubungan emosional
dalam keluarga yang digunakan Bowen untuk menganalisis kasus adalah sebagai
berikut:
1. Perbedaan individu
2. Triangulasi
3. Sistem emosional keluarga
4. Proses proyeksi keluarga
5. Pemutusan emosional
6. Proses penularan multigenerasi
7. Posisi saudara kandung
8. Regenerasi masyarakat
- Psikodinamika
Tujuan dari terapi psikodinamika ini adalah pertumbuhan,
pemenuhan lebih banyak pada pola interaksi yang lebih. Psikodinamika memandang
keluarga sebagai sistem dari interaksi kepribadian, dimana setap individu
mempunyai sub-sistem yang penting dalam keluarga, sebagaimana keluarga sebagai
sebuah sub-sistem dalam sebuah komunitas. Terapis menjadi fasilitator yang
menolong keluarga untuk menentukan tujuannya sendiri dan bergerak kearah mereka
sebagaiman sebuah kelompok. Fungsi utama dari terapis bersikap netral artinya
membuat intepretasi terhadap pola perilaku individu dan keluarga.
- Behavioral
Tujuan dari terapi behavioral adalah merubah konsekuensi
perilaku antara pribadi yang mengarah pada penghilangan perilaku maladaptif
atau problemnya kerangka umum dari pendekatan behavioral adalah masa kini yang
lebih memfokuskan pada lingkungan interpersonal yang terpelihara dan muncul
terus dalam pola perilaku terkini. Fungsi utama dari terapis adalah direktif,
mengarahkan, membimbing atau model dari perilaku yang diinginkan dan negoisasi
kontrak. Jenis terapi keluarga yang biasa digunakan dalam pendekatan behaviora:
1. Behavioral marital therapy
2. Behavioral parent therapy
- Struktural
Tujuan
dari model pendekatan struktural adalah perubahan pada konteks hubungan dalam
rangka rekonstruksi organisasi keluarga dan merubah pola disfungsi
transaksional. Kerangka umumm pendekatan struktural adalah masa kini dan masa
lalu yaitu struktur keluarga dipandang dari pola transaksional permulaan,
dengan kata lain struktur keluarga masa kini dipengaruhi oleh pola-pola
transaksional sebelumnya. Fungsi dari terapis adalah direktur panggung, yaitu
memanipulasi struktur keluarga dalam rangka mengubah setting disfunsional.
Pendekatan yang biasa digunakan adalah:
1. Menyusun ulang kesatuan
disfungsional
2. Teknik intervensi structural
- Komunikasi
Tujuan pendekatan komunikasi adalah mengubah perilaku
disfungsional dan rangkaian perilaku yang tidak diinginkan antara anggota keluarga
serta memperbanyak sekuensi perilaku diantara anggota keluarga untuk mengurangi
timbulnya masalah-masalah dan simtom-simtom kerangka umum dari pendekatan
komunikas adalah masa kini yaitu problem terkini atau perilaku yang sedang
terjadi berulang secara konsisten antar individu. Fungsi dari terapis adalah
aktif, manipulatif, problem fokus, paradoksial dan memberikan petunjuk.
6. Pendekatan Terapi Keluarga
- Network therapy
Secara logika,
terapi keluarga adalah perluasan dari
simultan dengan semua yang tersedia dari
system kekeluargaan, teman, dan tetangga serta
siapa saja yang berkepentingan untuk
memupuk rasa kekeluargaan ( Speck and Attneave, 1971).
- Multiple-impact therapy
Multiple-impact therapy
biasanya dapat membantu remaja pada saat
mengalami krisis situasi. Tim kesehatan mental bekerja dengan
keluarga yang beramasalah selama dua hari. Setelah dibei pengarahan, anggota
tim akan dipasangkan dengan salah satua atau lebih anggota keluarga
dengan beberapa varisasi kombinasi. Mungkin ibu dan putrinya dapat ditangani
oleh satu orang terapist, sedangkan ayah ditangani secara individual sepert
halnya anak laki-lakinya. Bila dibutuhkan regroup diperbolehkan untuk
mengeksplorasi maslah keluarga yang rumit. Tujuan dari terapi adalah untuk
reorganisasi sistem keluarga sehingga dapat terhindar dari malfungsi.
Diharapkan sistem keluarga menjadi lebih terbuka dan adaptif, untuk itu terus
dilakukan followup.
- Multiple- family and multiple- couple group therapy
Masa kegiatan
kelompok keluarga selanjutnya menimbulkan suatu
keadaan yang biasa untuk membantu masalah
emosional. Model ini, partisipan tidak dapat
memeriksa satu persatu dengan mentransaksi
keluarga kecil mereka tetapi mengalami simultan
mengenai masalah ekspresi oleh keluarga dan
pasangan suami istri. Dengan demikian, terapi
kelompok ini dapat menunjang pemikiran pada
pasangan suami istri.
7. Cara Melakukan Terapi Keluarga
Dalam konseling ada beberapa proses
yang harus dijalankan sebagai pelaksanaan dari sebuah konseling. Ada empat
langkah dalam proses konseling, proses tersebut adalah sebagai berikut :
- Mengikutsertakan Keluarga
Mencakup
seluruh keluarga dalam sederetan interaksi yang berkelanjutan dengan
konselor-konselor yang multidisipliner. Konselor memberikan konseling secara
penuh selama pertemuan tersebut pada satu keluarga dan pada waktu itu mereka
(keluarga) menceritakan problem mereka masing-masing dan membantu sesama dalam
pemecahan persoalan.
- Menilai Masalah
Konselor
berperan sebagai asessor atau penilai masalah-masalah yang diceritakan oleh
keluarga tersebut lalu menjelaskan inti permasalahan.
- Strategi-strategi Khusus
Fungsi
utama dari konselor adalah direktif, mengarahkan, membimbing atau model dari
perilaku yang diinginkan. Konselor memberikan teknik-teknik yang didasarkan
pada penghapusan respon yang telah dipelajari (perilaku) terhadap stimulus,
sehingga respon-respon yang baru dapat terbentuk.
- Follow-Up
Semua
anggota keluarga mengikuti segala prosedur yang diperlukan dari konselor.
8. Contoh Kasus
Terdapat 4
orang yang terlibat dalam proses terapi. Seorang terapis wanita, Don (ayah),
Ben (anak laki-laki), dan Heather (anak perempuan). Terapi dilakukan di sebuah
ruangan tertutup. Posisi duduk mereka membentuk setengah lingkaran, dengan
ujung paling kiri yaitu Ben, kemudian di sebelahnya adalah terapis, setelah
terapis adalah Heather, dan kemudian di ujung paling kanan adalah Don. Awalnya,
terapis mengatakan bahwa penting sekali membahas masalah hubungan antar anggota
keluarga tersebut. Kemudian terapis juga meluruskan tentang peran orang tua dan
anak dalam sebuah keluarga. Hal ini ditekankan kembali karena Don (ayah)
cenderung membela Heather, anak perempuannya. Akan tetapi pada akhirnya Don
dapat menyadari sikap seperti apa yang harus ia lakukan sebagai orang tua yang
baik. Setelah itu terapis meminta ayah dan Ben untuk bertukar posisi duduk agar
Ben dan Heather dapat duduk berdampingan. Terapis mempersilahkan Heather untuk
mengungkapkan perasaan dan pikirannya terhadap sosok Ben. Heather mengatakan
bahwa ia merindukan sosok kakaknya yang seperti dulu dan ia merasa bahwa ia
sudah tidak mengenali kakaknya lagi, yang sekarang ini dianggap sering
berperilaku menyimpang. Misalnya saja sekarang Ben terbiasa pulang pagi dan
juga berkata-kata kasar. Setelah Heather selesai mengungkapkan apa yang ia
rasakan dan pikirkan kemudian terapis meminta Ben untuk menanggapi apa yang
disampaikan oleh adik perempuannya tersebut. Dan terungkaplah bahwa selama ini
Ben merasa bahwa selama ini dia diperlakukan secara berbeda dengan adiknya.
Setelah mendengar pengakuan dari kedua kakak beradik tersebut, terapis pun
berusaha memberikan insight pada sang ayah tentang akar permasalahan yang
terjadi di antara Ben dan Heather. Dan di akhir sesi terapi, hubungan antar
anggota keluarga tesebut pun terlihat menjadi lebih hangat. Terapi selesai.
Sumber :
Corey,
Geral. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
Refika Aditama
Chaplin, JP. 1968. Dictionary of Psychology (Kamus
Lengkap Psikologi). M: 355. Terjemahan oleh Dr. Kartini Kartono. 1981.
Jakarta : Raja Grafindo.
Sundberg, D, Winebarger, A, Taplin, J. 2007. Psikologi
Klinis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Wiramihardja, S.A. 2004. Pengantar Psikologi Klinis (Edisi Revisi). Bandung : Refika Aditama.
Wiramihardja, S.A. 2004. Pengantar Psikologi Klinis (Edisi Revisi). Bandung : Refika Aditama.
0 komentar:
Posting Komentar